Gawat, 5 Kebiasaan Buruk Ini Tak Sengaja Diajarkan Orang Tua ke Anak


Gawat, 5 Kebiasaan
Buruk Ini Tak Sengaja
Diajarkan Orang Tua
ke Anak
Rahma Lillahi Sativa – detikHealth
Jakarta – Setiap orang tua pasti
ingin yang terbaik untuk anak-
anaknya, apalagi demi
kesehatan si anak. Namun
meski sebagian besar orang tua
tahu panduan hidup sehat itu
seperti apa tapi sebenarnya tak
banyak orang yang benar-benar
mempraktikkannya sendiri.
Sayangnya anak cenderung
belajar dan meneladani perilaku
orang tuanya, bahkan tanpa
disadari oleh orang tua itu
sendiri.
Lalu kebiasaan buruk apa saja
yang orang tua ajarkan secara
tidak langsung atau tanpa
mereka sadari? Simak ulasannya
seperti dilansir health24 , Rabu
(27/2/2013) berikut ini.
1. Melewatkan sarapan
Melewatkan sarapan telah lama
diketahui menghambat
perkembangan dan kemampuan
belajar seorang anak. Sebab
tanpa sarapan yang penting itu,
kadar gula darah anak akan
tetap rendah sehingga
menyebabkan kelelahan,
kelesuan, kurangnya
konsentrasi di kelas, mudah
tersinggung, performa kerja
yang buruk dan peningkatan
kecenderungan untuk
melakukan kesalahan saat
mengerjakan tugas atau tes.
Tak sarapan juga telah lama
dikaitkan dengan obesitas pada
anak-anak karena remaja dan
anak-anak yang tidak
melakukannya akan cenderung
mengonsumsi makanan tak
sehat seperti makanan cepat
saji, keripik, permen dan cokelat
dalam rangka meningkatkan
energi mereka.
Solusi:
Meski setiap pagi, rumah akan
selalu dipenuhi dengan
kepanikan sebelum berangkat
beraktivitas, penting untuk
meluangkan waktu beberapa
menit untuk sarapan singkat.
Tak perlu dengan menu yang
lengkap, cukup kombinasikan
protein dan karbohidrat (seperti
sereal berserat tinggi dan susu
rendah lemak; atau roti gandum
panggang dan telur rebus).
Jangan lupa juga tambahkan
buah.
2. Kurang makan buah dan
sayur
Buah-buahan dan sayur-
sayuran sarat dengan nutrisi
super. Berbagai studi telah
menunjukkan bagaimana
besarnya manfaat
mengonsumsi sedikitnya lima
porsi buah dan sayur sehari
dapat menurunkan tekanan
darah, mengurangi risiko
penyakit jantung, stroke hingga
beberapa jenis kanker.
Solusi:
Mengonsumsi lima porsi buah
dan sayur dalam sehari
sebenarnya tidaklah sulit:
sempatkan makan dua buah di
pagi hari, lalu makan salad atau
sup sayur saat makan siang
(bisa juga dengan
menambahkan cemilan seperti
cocktail tomat, wortel atau
mentimun pada kotak makan
siang anak) dan konsumsi dua
jenis sayuran untuk makan
malam.
Selain itu, dorong anak untuk
lebih banyak makan buah dan
sayuran dengan selalu
menyiapkan buah-buahan dan
sayuran segar di lemari es.
Lebih dari itu, biasakan nyemil
buah atau sayuran di depan
anak, dengan begitu cepat atau
lambat anak akan menirunya.
3. Tidak rutin berolahraga
Padahal olahraga rutin banyak
sekali manfaatnya, mulai dari
meningkatkan kesehatan tulang,
otot dan sendi; menambah
energi dan daya konsentrasi;
mendorong sistem kekebalan
tubuh; memperbaiki kualitas
tidur dan menurunkan risiko
sejumlah penyakit serius akibat
gaya hidup seperti diabetes.
Bahkan untuk anak-anak,
manfaat olahraga jauh lebih
kentara karena aktivitas fisik ini
dapat meningkatkan
kemampuan koordinasi tubuh,
mempertajam daya pikir,
membangun harga diri
sekaligus kepercayaan diri serta
mengurangi tingkat kecemasan
dan stres.
Solusi:
Meski orang dewasa
direkomendasikan untuk
berolahraga sedikitnya 30 menit
perharinya tapi anak-anak
justru harus didorong untuk
berolahraga selama 60 menit
perhari. Tak perlu melakukan
satu jenis latihan fisik selama
durasi itu karena orangtua bisa
mengajari anak untuk
mengkombinasikan sejumlah
latihan fisik, misalnya jalan kaki
selama 30 menit, bersepeda 10
menit dan 20 menit bermain
seperti lompat tali atau
berkejaran dengan anjing.
Anda juga bisa
mengarahkannya agar fisiknya
lebih aktif dengan
mendorongnya berpartisipasi
dalam olahraga, kelas tari atau
bela diri. Bisa juga dengan
mengajak mereka melakukan
aktivitas bersama seperti
mengajak anjing jalan-jalan,
menyapu dedaunan yang
berjatuhan di taman rumah
atau membersihkan karpet.
Beri contoh pada anak dengan
aktif berolahraga atau
melakukan kegiatan fisik dan
luangkan waktu untuk family
outing seperti bersepeda atau
mendaki gunung bersama.
4. Kurang tidur
Kurang tidur mungkin terdengar
sepele tapi hal ini telah lama
diketahui menyebabkan
berbagai gangguan kesehatan.
Bahkan kurang tidur kronis
dapat menimbulkan
konsekuensi negatif untuk
seumur hidup.
Pasalnya, ketika tidur tubuh
memperoleh kesempatan untuk
memulihkan dirinya sendiri
setelah seharian beraktivitas.
Lagipula jam tidur yang cukup
dapat membantu Anda
mempertajam daya pikir
sekaligus melawan infeksi.
Tak hanya itu, kurang tidur juga
mempengaruhi stok energi,
mood, kebiasaan makan,
kemampuan memecahkan
masalah (problem-solving skill)
serta kemampuan belajar,
termasuk mencegah tubuh
memulihkan diri dari cedera.
Apalagi bagi anak-anak tidur itu
begitu penting karena aktivitas
ini membantu mereka tumbuh,
berkembang dan berfungsi
secara optimal.
Bahkan sejumlah studi telah
mengaitkan antara kurang tidur
dengan obesitas, gangguan
pemusatan pikiran, diabetes
hingga penyakit jantung paa
anak-anak.
Solusi:
Tanamkan rutinitas tidur yang
teratur pada anak. Salah
satunya dengan membatasi
waktu anak untuk menonton
televisi atau bermain game di
malam hari serta memastikan
anak berangkat tidur di jam
yang sama setiap malamnya
dalam lingkungan rumah yang
nyaman, aman dan tenang.
Namun seberapa besar
kebutuhan tidur anak
bergantung pada usia dan
kadar aktivitasnya, biasanya
berkisar antara 9-12 tahun.
Untuk mengetahui apakah anak
Anda mendapatkan jam tidur
yang cukup atau tidak, cobalah
amati apakah di pagi hari anak
Anda bisa bangun sendiri atau
tidak. Jika iya, itu tandanya ia
mendapatkan jam tidur yang
memadai. Jika harus
dibangunkan, biasakan si anak
untuk tidur lebih cepat.
5. Malas mencuci tangan
Lini pertama pertahanan Anda
terhadap berbagai kuman dan
penyakit terdapat pada
kebiasaan mencuci tangan
dengan sabun dan air. Tapi
sayangnya banyak orang yang
enggan melakukannya atau tak
melakukannya dengan benar.
Padahal kuman dan penyakit
yang masuk ke dalam tubuh
karena malas mencuci tangan
bisa mengakibatkan berbagai
masalah kesehatan mulai dari
flu biasa hingga penyakit parasit
seperti E. coli, Giardia dan
Salmonella yang dapat
menyebabkan sakit serius.
Solusi:
Ajari anak untuk rajin mencuci
tangan menggunakan sabun
dan air sebelum makan, setelah
memakai toilet, setelah
memegang hewan peliharaan,
sebelum dan setelah
menyentuh makanan mentah,
setelah batuk, bersin atau
melecit. Namun yang terpenting
adalah berikan aturan yang
sama untuk diri Anda sendiri.

Leave a comment